Cari Blog Ini

Halaman

Rabu, 24 Desember 2025

Telaga Saat: Rasa yang Tetap, Jalan yang Berubah

 


Telaga Saat, Tempat, dan Rencana

Perjalanan saya dan pasangan saya ke Telaga Saat di Puncak Bogor terasa seperti menghidupkan kembali kenangan masa lalu. Di masa lalu, jalan menuju ke sini masih menantang; setiap langkah harus diambil dengan hati-hati, dan setiap guncangan bisa membuat orang tertawa. Sekarang jalannya sudah dicor, membuatnya lebih nyaman untuk berjalan kaki dan roda empat, tetapi rasa menuju telaga tetap sama: teliti, sabar, dan penuh antisipasi. Langit pagi itu berwarna biru muda, seperti kain tipis yang dilipat rapi. Awan tergantung dengan santai dan tidak tergesa-gesa. Angin lembut dari Puncak berbisik lewat pepohonan dan membawa aroma rumput basah dan tanah yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.

Langkah kami otomatis melambat saat telaga muncul. Sumber Air Telaga Dia seperti sedang menyimpan rahasia alam saat tenang. Permukaannya tetap cantik karena memantulkan langit dan pepohonan seperti cermin Bumi. Sesekali, angin menyentuh air, menghasilkan riak kecil yang bergerak pelan. Ia seperti mengambil napas dengan hati-hati. Kami duduk bersama dan tidak perlu banyak berbicara. Sebuah lagu sederhana terbentuk dari suara angin, gemerisik daun, dan suara alam yang tidak dikenal. Waktu tidak terasa berjalan di tempat ini; ia hanya singgah dan duduk bersama kami.


Mengingat perjalanan pertama saya, saya tersenyum kecil. Saya ingat jalan yang sulit, kendaraan yang mengeluh, dan rasa capek yang selalu terbayar saat telaga menyambut. Sekarang kita berada di jalan yang benar-benar mulus. Namun, itu justru membuat saya menyadari bahwa yang paling penting bukan seberapa sulit atau mudah jalannya, tetapi siapa yang terus berjalan bersama. Angin kembali lewat, kali ini dengan suhu yang lebih rendah. Istri melihat ke telaga, saya melihat ke langit, dan kemudian kami tertawa kecil, entah karena udara, entah karena kegembiraan yang tidak terduga. Berada di Telaga Kami tidak mencari apa-apa, tetapi kembali ke rumah membawa sensasi yang tenang, tetap, dan hangat di dada.

Telaga tetap diam di tempatnya saat akhirnya melangkah pergi. Namun, rasa yang ia titipkan tetap ada di hati kami, mengalir pelan seperti airnya, dan ikut pulang bersama kami.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Telaga Saat: Rasa yang Tetap, Jalan yang Berubah

  Telaga Saat, Tempat, dan Rencana Perjalanan saya dan pasangan saya ke Telaga Saat di Puncak Bogor terasa seperti menghidupkan kembali kena...