Cari Blog Ini

Halaman

Kamis, 25 Desember 2025

Kami belajar mendengar alam di Leuwiliang

 


Menepi di Curug Lontar di Leuwiliang.

Pagi itu kami mulai dengan tujuan sederhana: mencari udara segar dan suara air yang jatuh sambil tidak jauh dari Bogor. Pilihan kami adalah Curug Lontar, yang terletak di daerah Leuwiliang. Curug ini tidak terlalu ramai, tetapi orang-orang yang pernah ke sana sering membicarakannya. Sudah terasa berbeda saat tiba di lokasi parkir. Tidak ada teriakan wisatawan, tetapi sunyi. Saya memarkir mobil saya, membayar tiket masuk, dan kemudian berbicara sebentar dengan pria penjaga parkir yang bertanggung jawab atas urusan HTM. Bicaranya tenang, tetapi maksudnya jelas.

Pak, bapak dan ibu akan naik dulu sekitar jam sebelas siang. Jangan berada di dekat atau di sekitar curug. Jika Anda ingin turun lagi, lakukannya setelah sholat zuhur. Saya hanya mengangguk. Tidak perlu bertanya mengapa.
Bukan karena ketakutan, tetapi karena kesadaran dan rasa hormat. Saya sudah bisa memahami maksudnya dari kalimat itu. Tempat ini masih memiliki bau yang misterius, dan ada pantangan yang telah dijaga sejak lama. Sebagai tamu, satu-satunya tanggung jawab kami adalah tidak melanggar.

Saya memperhatikan jam. Masih ada waktu sekitar lima puluh menit. Itu cukup. Itu sudah cukup.

Perjalanan ke curug dari parkiran dimulai dengan jalan setapak dan kemudian menuruni anak tangga yang dibuat dengan baik dari semen. Suasana meminta kami berjalan dengan sopan, bukan karena capek. Aroma tanah basah dan dedaunan tua tergabung dengan udara lembap. Sesekali, Anda dapat merasakan bau lumut yang unik, yang tidak dapat ditiru oleh parfum mana pun.

Suara air mulai terdengar semakin ke bawah. Pada awalnya tidak jelas, tetapi kemudian menjadi jelas. Suara itu lebih mirip dengan bisikan panjang yang menenangkan daripada suara gaduh. Sesekali, istri saya tersenyum, matanya sibuk mencari hijau di kiri-kanan, dan saya menarik napas panjang, jenis napas yang biasanya hanya keluar saat pikiran menjadi tenang.


Dan akhirnya, Curug Lontar menyambut kami.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kota Tua Jakarta: Tempat untuk Mengingat Waktu

  Kota Tua Jakarta adalah tempat terbaik untuk menghabiskan waktu dengan santai. Bangunan-bangunan tua berdiri diam-diam, seolah-olah mengaj...